Anak anak Indonesia sangat membanggakan bangsa Indonesia di ajang international saat ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia. berkat temuannya ke 5 anak ini mendapat 3 emas dan 2 perak di ajang tersebut siapa saja dan apa saja temuannya ? mari kita lihat :
sepatu anti pelecehan seksual
Hibar
Syahrul Gafur pelajar asal SMPN 1 Bogor meraih medali emas berkat
temuannya berupa sepatu anti-pelecehan seksual. Hibar membuat sepatu itu
karena kesal dan prihatin terhadap banyaknya kasus pelecehan seksual di jalanan.
Salah satu temuan yang ditunjukkan Hibar adalah sepatu jenis
wedges berwarna putih. Sepatu itu terlihat cantik dari luar, namun
ternyata ada dua tembaga di sol bagian depannya. Tembaga itu rupanya
listrik bertegangan 450 volt.
“Posisi switch-nya on, lalu nyala menggunakan komponen sirkuit.
Dari baterei 9 volt, akan mengalir ke sirkuit, di dalam komponen sirkuit
tegangan dinaikkan dan diubah menjadi arus listrik yang mencapai 450
volt,” ujar Hibar.
Temuannya menarik para pengunjung yang datang ke ajang tersebut, dan kebanyakan pengunjung tersebut adalah perempuan.
Pendektor telur busuk
Wisnu,
pelajar dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, mampu mencuri
perhatian dunia internasional sebagai penemu muda. Temuannya adalah
detektor telur busuk yang dilengkapi sensor.
Wisnu membuat senter yang dilengkapi sensor cahaya dan kalibrator.
Bila cahaya tembus, maka akan menyala lampu hijau. Bila gelap, lampu
akan menyala merah dan berbunyi. Berkat temuannya ini Wisnu mendapat medali emas
Antusias para pengunjung cukup tinggi atas temuan Wisnu ini.
Temuannya juga sampai mendapatkan perhatian dari para penggiat industri
yang hendak membeli hak ciptanya.
“Ada yang minta kontak saya, menanyakan alat saya dijual berapa
ringgit. Ada juga yang mengatakan kalau bisa alat ini dibuat otomatis,” ujar Wisnu.
Ia pun berencana mengembangkan alat serupa yang telah menggunakan
karet roda, sehingga telur-telur tersebut secara otomatis berjalan ke
arah sensor dan dipisahkan oleh lengan mekanik, antara yang busuk dan
yang tidak.
Wisnu adalah peserta penemu muda terbaik di antara 64 prototipe dari
13 negara yang ikut dalam ajang ini. Ia mendapatkan medali emas dan
piala The Best Innovation, sebagai penghargaan tertinggi di acara tersebut.
Alat Penyaring sampah
Ayu Lestari, Nurina Zahra, dan Elizabeth Widya dari SMAN 6 Yogyakarta menemukan alat penyaring sampah yang bisa dipasang di
saluran air dan sungai.
Alat yang dimaksud adalah prototipe berukuran 50 x 30 cm berwarna
perak. Di sisi mulut alat yang diberi nama Thundershot ini terdapat
baling-baling vertikal yang mampu menarik arus. Di sisi pangkalnya
terdapat sabuk berputar yang dipasang plat menyerupai sekop.
“Alat ini menarik sampah, mengangkatnya, lalu terkumpul di bak penampung yang ada di bagian paling belakangnya,” ujar Nurina.
Alat yang terinspirasi dari banjir karena sistem saluran air yang
dipenuhi sampah ini akan terus dikembangkan oleh tiga sahabat yang menamakan tim nya thunder .
Thundershot mendapatkan medali emas dalam ajang yang diikuti oleh 13
negara dengan total 64 prototipe tersebut. Pembimbing tiga siswi SMA ini
sempat mengatakan temuan mereka sekelas tugas akhir mahasiswa.
Bra penampung ASI
Bra penampung ASI karya Devika Asmi Pandanwangi membuat banyak ibu yang hadir dalam pameran tertarik dengan karyanya.
Bra yang dibuat Devika berwarna hitam berukuran sekitar 36B. Bra
tersebut dimodifikasi dengan 2 cup silikon yang memiliki lubang di
ujungnya dan terhubung dengan selang. Selang tersebut mengarah pada
kantung alumunium foil di bagian perut.
Kantung itu sengaja disimpan di perut agar ASI memiliki suhu yang
sama dengan suhu tubuh sehingga tetap higienis. Silikon dipilih Devika
karena kenyamanannya dan tidak menimbulkan iritasi di kulit.
Devika memenangkan medali perak atas temuannya dan juga menyabet
Special Award dalam kategori Technology for Special Needs. Ia berencana
akan terus mengembangkan temuannya untuk membantu ibu-ibu menyusui.
Canting batik otomatis
Safira Dwi Tyasputri, pelajar Sampoerna Academy Campus meraih penghargaan karena temuannya berupa canting batik otomatis.
Penemuan ini di dapat karena Saat membatik, Safira menemui kendala karena malam yang dituangkan
oleh cantingnya cepat membeku. Alhasil ia mendapatkan inspirasi membuat
canting batik otomatis yang mampu menjaga suhu malam di canting.
Lalu, dia menambahkan pemanas agar malam bisa tetap cair. Variabel
resistor juga dimasukkan untuk mengatur suhu. Termometer untuk mengecek
suhu juga dipasang.
Safira meyakini temuannya mampu menghemat energi pembakaran malam
pada kerajinan batik. Ia pun menuai respons positif dalam ajang penemu
muda tersebut
Wahh ini patut di banggakan gan (y) Semoga anak Indonesia yang akan datang bisa membuat penemuan baru yang mengharumkan nama INDONESIA !
BalasHapusOhiya gan :v Sekarang juga anak indonesia hebat hebat bisa membuat anak duhh gila ane terharu :'3